Setelah memutuskan untuk berjalan di jalur yang terpisah dari inspirasi mereka sebagai idola, gadis-gadis Aqours lebih bertekad untuk bersinar cemerlang sebagai idola sekolah. Dengan kinerja mereka sebelumnya yang sedikit meningkatkan jumlah calon siswa untuk sekolah mereka yang terancam punah, mereka berupaya membawa momentum langkah kecil mereka ke depan ke open house sekolah yang akan datang dan kompetisi Love Live berikutnya. Berharap untuk menggunakan acara-acara ini untuk membawa lebih banyak perhatian ke sekolah mereka, kesembilan gadis ini terlihat memberikan penampilan terbaik mereka.
Sayangnya, langkah-langkah kecil ke depan ini tidak cukup untuk meyakinkan ayah Mari Ohara dari mengubah rencananya. Tidak terpengaruh oleh permintaan Mari untuk mempertimbangkan kembali, keputusan untuk menutup sekolah dibuat resmi, mengakhiri perekrutan siswa SMA Putri Uranohoshi, termasuk open house. Meskipun semua harapan tampaknya hilang, idola sekolah menolak untuk menyerah. Menghadapi rintangan yang tidak mungkin, Aqours bernyanyi, menari, dan bersinar dengan harapan membawa keajaiban.
